“Kepalsuan adalah mada depan kebenaran” itulah yang diutarakan Yasraf Amir Pilian, penulis buku “Dunia yang dilipat” konsep pemikiran ini secara lebih lanjut dapat memperkuat pemikiran akan terciptanya sebuah zaman di mana kehidupan virtual adalah sebuah kehidupan yang sebenarnya.
menurut saya. nama, nomer telefon, alamat email, avatar, hingga karakter tertentu bisa menjadi representasi kehadiran seseorang. Pencitraan diri merupakan hal yang mutlak dan digalakan sejak masa lampau. Mitos tentang kekuatan, kecantikan, status social, hingga istilah yang kita kenal dengan sebutanprestise membuta orang berupaya untuk menciptakan sebuah karakter yang dapat merepresentasikan dirinya secara lebih sempurna.
Contoh sederhana dapat dilihat melalui manfaat produk kecantikan. kuliah etika profesi lalu menjelaskan, Iklan merupakan salah satu element yang mendukung terciptanya mitos-mitos kecantikan. Pada kasus iklan sabun misalnya, wanita lebih cenderung tertarik dikarenakan endouser, atau artis iklan tersebut memiliki kulit yang mulus dan putih bersih. Pengguna sabun merepresentasikan dirinya sebagai artis tersebut ketika ia menggunakan produk tersebut. Pengguna tersebut telah tenggelam dalam citra yang diciptakan produk kecantikan tersebut. Ia tidak lagi melihat dirinya sendiri melainkan kehadiran sosok artis tersebut di dalam dirinya. Hal tersebut juga bias ditemukan pada produk-produk pembangun image lainya yang memiliki konsep sama, yang pada akhrinya sya bersaha menarik sebuah kesimpulan bahwa, manusia berusaha eksis dengan cara mengabaikan esensi eksistensi dirinya sendiri.
Jean Baudrillard:
“Kosmetik justru alat penghapus wajah, yang menghapus mata dibalik mata-mata yang lebih indah, yang menihilkan bibir-bibir di balik bibir-bibir yang lebih merekah, kepalsuan tidak memisahkan subyek, melainkan secara misterius mengubahnya”
memang benar… sebenarnya bagian terpenting dalam wanita adalah memiliki kepercayaan diri pada dirinya.
sungguh aneh memang ketika beberapa orang tidak puas akan dirinya dan mati-matian merubahnya menjadi sebuah kepalsuan. kawan aku pernah membaca sebuah quote yang aku lupa siapa pencetusnya… yang isinya “tuhan telah memberikan masint-masing kita sepatu yang pas dengan kaki kita, maka pakailah.” yah apa yang kita dapat adalah apa yang terbaik buat kita, namun bukan berarti kita puas begitu saja lelu mengacuhkanya. merawat, menjaga, dan menggunakan dengan baik “sepatu” itu merupakan cara berterimakasih yang benar.
Sebuah sosok idola atau karakter, merupakan sebuah asset objek yang dapat diciptakan. Penampilan yang sempurna adalah esensi dari eksistensi itu sendiri. Dari situlah munculnya sebuah fenomena game online yang disebut dramaturgi, dimana pemain dapat berubah penampilan hingga jenis kelamin sesuai yang diinginkanya untuk mendapatkan penampilan sempurna agar tetap bisa eksis di dunia maya yang telah perlahan memasuki dunia nyata.
Perubahan fungsi teknologi sebagai salah satu factor pendukungnya, dimana teknologi komunikasi kini telah digunakan tidak hanya untuk mendekatkan yang jauh, namun juga untuk menjauhkan yang dekat. Pengguna fasilitas online beberapa memiliki kecenderungan kemampuan komunikasi yang baik melalui sarana online, meskipun ia sebenarnya adalah orang yang memiliki masalah dengan komunikasi pada kehidupan offline. Dengan demikian gambaran konsep akan adanya sebuah era di mana manusia tidak lagi harus bersosialisasi secara langsung, merupakan konsep yang sangat memungkinkan terjadi. Sebuah era di mana kehidupan akan tergantung dengan teknologi dan tercipta sebuah system komunikasi social melalui dunia virtual yang pada akhirnya menciptakan sebuah kultur baru akan tatanan dunia virtual.
well bagaimanapun juga hidup terus berlalu perubahan dan gejolak fenomena yang ditimbulkan janganlah sampai merubah diri kita menjadi sesuatu yang ter paternkan… kita special begini adanya dan istimewa karena belajar. perubahan yang baik bukanlah yang mengikuti jaman melainkan mengikuti kebutuhan diri…
prespective saya