Dunia virtual

“Kepalsuan adalah mada depan kebenaran” itulah yang diutarakan Yasraf Amir Pilian, penulis buku “Dunia yang dilipat” konsep pemikiran ini secara lebih lanjut dapat memperkuat pemikiran akan terciptanya sebuah zaman di mana kehidupan virtual adalah sebuah kehidupan yang sebenarnya.

menurut saya. nama, nomer telefon, alamat email, avatar, hingga karakter tertentu bisa menjadi representasi kehadiran seseorang. Pencitraan diri merupakan hal yang mutlak dan digalakan sejak masa lampau. Mitos tentang kekuatan, kecantikan, status social, hingga istilah yang kita kenal dengan sebutanprestise membuta orang berupaya untuk menciptakan sebuah karakter yang dapat merepresentasikan dirinya secara lebih sempurna.

Contoh sederhana dapat dilihat melalui manfaat produk kecantikan. kuliah etika profesi lalu menjelaskan, Iklan merupakan salah satu element yang mendukung terciptanya mitos-mitos kecantikan. Pada kasus iklan sabun misalnya, wanita lebih cenderung tertarik dikarenakan endouser, atau artis iklan tersebut memiliki kulit yang mulus dan putih bersih. Pengguna sabun merepresentasikan dirinya sebagai artis tersebut ketika ia menggunakan produk tersebut. Pengguna tersebut telah tenggelam dalam citra yang diciptakan produk kecantikan tersebut. Ia tidak lagi melihat dirinya sendiri melainkan kehadiran sosok artis tersebut di dalam dirinya. Hal tersebut juga bias ditemukan pada produk-produk pembangun image lainya yang memiliki konsep sama, yang pada akhrinya sya bersaha menarik sebuah kesimpulan bahwa, manusia berusaha eksis dengan cara mengabaikan esensi eksistensi dirinya sendiri.

Jean Baudrillard:

“Kosmetik justru alat penghapus wajah, yang menghapus mata dibalik mata-mata yang lebih indah, yang menihilkan bibir-bibir di balik bibir-bibir yang lebih merekah, kepalsuan tidak memisahkan subyek, melainkan secara misterius mengubahnya” 

memang benar… sebenarnya bagian terpenting dalam wanita adalah memiliki kepercayaan diri pada dirinya.

sungguh aneh memang ketika beberapa orang tidak puas akan dirinya dan mati-matian merubahnya menjadi sebuah kepalsuan. kawan aku pernah membaca sebuah quote yang aku lupa siapa pencetusnya… yang isinya “tuhan telah memberikan masint-masing kita sepatu yang pas dengan kaki kita, maka pakailah.” yah apa yang kita dapat adalah apa yang terbaik buat kita, namun bukan berarti kita puas begitu saja lelu mengacuhkanya. merawat, menjaga, dan menggunakan dengan baik “sepatu” itu merupakan cara berterimakasih yang benar.

Sebuah sosok idola atau karakter, merupakan sebuah asset objek yang dapat diciptakan. Penampilan yang sempurna adalah esensi dari eksistensi itu sendiri. Dari situlah munculnya sebuah fenomena game online yang disebut dramaturgi, dimana pemain dapat berubah penampilan hingga jenis kelamin  sesuai yang diinginkanya untuk mendapatkan penampilan sempurna agar tetap bisa eksis di dunia maya yang telah perlahan memasuki dunia nyata.

Perubahan fungsi teknologi sebagai salah satu factor pendukungnya, dimana teknologi komunikasi kini telah digunakan tidak hanya untuk mendekatkan yang jauh, namun juga untuk menjauhkan yang dekat. Pengguna fasilitas online beberapa memiliki kecenderungan kemampuan komunikasi yang baik melalui sarana online, meskipun ia sebenarnya adalah orang yang memiliki masalah dengan komunikasi pada kehidupan offline. Dengan demikian gambaran konsep akan adanya sebuah era di mana manusia tidak lagi harus bersosialisasi secara langsung, merupakan konsep yang sangat memungkinkan terjadi. Sebuah era di mana kehidupan akan tergantung dengan teknologi dan tercipta sebuah system komunikasi social melalui dunia virtual yang pada akhirnya menciptakan sebuah kultur baru akan tatanan dunia virtual.

well bagaimanapun juga hidup terus berlalu perubahan dan gejolak fenomena yang ditimbulkan janganlah sampai merubah diri kita menjadi sesuatu yang ter paternkan… kita special begini adanya dan istimewa karena belajar. perubahan yang baik bukanlah yang mengikuti jaman melainkan mengikuti kebutuhan diri…

prespective saya ^^’

Categories: renungan | Tinggalkan komentar

Purnama dan romantika tuhan

Gemericik  air hujan dari talang yang sudah pecah semakin terdengar jelas saat keheningan menyeruak dua orang itu.

“jadi apa keputusanmu?” tanya wanita itu dengan air muka yang mulai sendu.

move on lanjutkan hidupmu temukan lelaki yang pantas untukmu!” kata lelaki itu tenang. Malam itu terasa sangat sunyi. Sebagaimana sebuah aliran sungai besar yang selalu nampak tenang di permukaan namun menyimpan arus yang kuat di dalamnya. Sekuat perasaan yang tersimpan dalam wanita itu. Lelaki itupun menyadarinya, kesunyian yang tercipta di antara percakapan itu tidak sedikitpun membuatnya berfikir bahwa ketenangan yang terpancar dari wanita itu adalah apa yang sesungguhnya terjadi. Pemikiran tersebut tidak terjadi hanya lantaran lelaki itu mengetahui betapa besar perasaa wanita itu yang telah diberikan kepadanya, namun terlebih karena lelaki itu selalu menjaga perasaan yang telah diberikan kepadanya dengan segala sikap baik.

Sungguh dilematik, lelaki tersebut sebenarnya tahu bahwa setiap sikap dan perbuatan baik kepada wanita itu hanya akan menambah kenangan yang akan sulit dilupakanya, namun ia juga tidak sampai hati jika ia harus bersikap mengabaikan wanita itu. Bukan karena ia ingin memiliki seorang pemuja, namun karena ia tahu perasaan yang diberikan wanita itu telalu besar dan tulus untuk diacuhkan.  untuk itulah ia slealu ingin mengapresiasi perasaan tersebut dengan penghargaan tertinggi yang bisa ia berikan, dan salah satunya adalah sikap baik yang berusaha ia berikan kepada wanita itu.

“apa kau yakin?” tanya wanita itu lesu yang dibalas lelaki itu dengan anggukan pasti.

Sebenarnya sudah  tujuh tahun semenjak mereka berkenalan,  wanita itu menyimpan perasaan yang mendalam pada lelaki di hadapanya. Terkadang begitulah cara takdir mendewasakan kita, tidak hanya dengan memberi namun juga mengambil. Dan kali ini takdir telah memberikan kesempatan mereka untuk bertemu dan membiarkan perasaan itu tumbuh dengan kuat pada wanita tersebut.

“Move on… bangkitlah dan berdiri, temukan orang selanjutnya yang akan kau temui dalam hidupmu nanti. Aku menghargai perasaanmu tapi tak bisa memaksakan apa yang kau minta.”

“apa kau tak ingin mencobanya?” wanita itu menjawab

“yang berarti kau akan hidup dalam kebohongan yang akan aku lakukan? Lalu apa poin dari mencoba hubungan yang  tak sejalan satu sama lainya?” kata lelaki itu.

“tapi cinta itu bisa dibangun, dank au tidak bisa memaksaku untuk melupakanmu… ini semua di luar kuasaku..”  tampak guratan kecemasan tergambar di wajah wanita itu. Lelaki itu hanya diam membisu sembari memandang wanita itu. Sepertinya baru saja ia mendapati dirinya di tempat wanita itu berada… memohon dan berharap akan satu perasaan yang sejak lama dia harapkan.

jika kau mengatakan bahwa cinta bisa dipupuk dan dibangun, seharusnya kau juga bisa mengatakan bahwa cinta bisa diredam dan dilupakan… “ kata lelaki itu sembari melangkah pergi. Dan saat itu ia terhenyak karena apa yang barusan ia katakan… adalah nasihat yang seharusnya ia dapatkan.

Categories: cerpen, Sang Pembawa Unsur | Tinggalkan komentar

Misi penyelamatan c*nta

ah maaf kawan, aku juga sedikit geli untuk memberikan judul seperti itu. bukan karena takut terkesan labil, hanya saja setelah kusadari aku sedikit sensitif dengan kata pertama dari judul di atas. haha… baiklah, terlepas dengan semua kecupuan judul di atas, aku akan membagi sedikit petualangan yang pernah kulakukan beberapa tahun dulu. sebuah petualangan dengan misi yang keren. kusebut misi itu, “misi penyelamatan cinta”

***

hari itu aku akan melakukan perjalanan jauh untuk memastikan satu hal yang kita semua pastikan dalam hidup ini. cerita ini berawal dari, ketika aku pulang dari petualangan lainya di pulau Madura. sore itu pamanku mengantarkanku hingga pelabuhan tanjung perak untuk bisa melanjutkan perjalanan dengan bis yang ada di sana.

sebelum sempat menuju terminal tempat kereta besi itu berbaris, kami berniat melepas letih perjalanan sambil mengisi perut di sebuah warung di pinggir jalan. dari sana masih tampak tumpukan petikemas dan truk-truk besar melintasi sebuah gerbang yang tak jauh dari sana terdapat sebuah rumah sakit yang besar.

entah pertanda apa yang sebelumnya kudapat sampai aku melihat keindahan itu.

NB: *mulai sekarang bayangkan apa yang kalianb aca dengan gerakan slow motion!

rambutnya terberai saat sebuah truk besar melintas di sampingnya, membuat beberapa debu nampak berkilauan di sekitar wajahnya. (jangan lupa menambahkan suara instrumen saxsofon untuk menambahkan kesan cantik) bibirnya berkilauan saat cahaya petromax di kios rokok menerpanya. ia berjalan dengan anggun melintasiku. tubuh yang jenjang dibalut dengan celana pendek berwarna soft dan baju putih bersih menambahkan kesan cantik padanya. selama sepersekian detik waktu membeku dan aku sadar bahwa dia juga menatapku. kami saling menatap selama beberapa waktu yang bagiku itu adalah waktu yang cukup lama untuk sekedar memperkenalkan diri kami satu sama lain lewat sebuah pandangan.

sesaat lalu, mataku dan matanya saling berpandangan yang sampai saat ini masih bisa kurasakan bagaimana waktu berhenti dengan pelanya, membingkai lukisan indah matanya. dan hingga saat inipun aku belum bisa memahami bahasa apa yang ia sampaikan melalui pandangan itu hingga membuat hatiku membeku. aku segera mengalihkan pandangan saat dadaku mulai sesak. aku sedikit salah tingkah dengan cara dia memandangku. ia pun berlalu dan aku kembali menatapnya dengan sebuah harapan. dan di saat itulah aku memastikan bahwa memang dia telah menyampaikan sebuah bahasa lewat pandangan matanya tadi. bagaimana tidak, saat aku memandangnya ia juga menoleh dan kembali menatapku dengan pandangan yang sama yang tak pernah terjemahkan oleh kesadaranku. berkali-kali aku memaki diriku karena rasa malu yang membuatku memalingkan pandangan dari percakapan asing yang tersampaikan melalui tatapan kami. yah aku malu dan berusaha secepat mungkin mengakhiri percakapan dengan bahasa mata itu. dengan keras aku berusaha menenangkan gejolak hatiku yang terlecut oleh bahasa matanya. aku duduk dan mulai membuka sebuah topik untuk mengalihkan fokus pikiranku.

kawan, apakah kalian tahu apa yang membuat seorang lelaki bisa melakukan hal gila dalam satu tindakan akal sehatnya? jawabnya adalah alasan. dan dalam konteks ini, alasan itu adalah tanda pasti dari seorang yang menghanyutkan hatinya. dan malam itu aku mendapatkan alasan itu. hatiku kembali terbelalak ketika mataku mendapati paras cantik itu memasuki warung yang sama di mana aku duduk. dan yang membuatku membara dan meleleh dalam satu waktu adalah, ia memilih tempat duduk tak jauh di sampingku. nampaknya lusinan petikemas berpindah di atas pangkuan dan punggungku, membuatku duduk kaku tanpa bisa berdiri, bahkan menoleh pada paras cantik itu. ya aku tahu aku bodoh, dan itulah yang membuatkumenyesal hingga saat ini. karena hingga acara makan berakhir, aku tidak bisa berbuat apapun. kami kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan. dan sepanjang perjalanan di dalam bis aku mengutuki diri yang telah menyia-nyiakan kesempatan dan mengabaikan alasan yang seharusnya bisa membuatku melakukan hal gila sekalipun. aku kalah.

———————————————————————————————————–

Ijo mulai melesat, satu persatu mobil dan motor kami lalui dengan elegan. akhirnya setelah dua hari ini mengumpulkan data riset dan analisa sederhana tentang malam itu. aku bertekat menemui bidadari berkulit lembut itu. aha bagaimana tanya kalian? baik inilah bagian terseru. akan kujelaskan sedikit analisaku saat itu.

seorang gadis paras cantik berpakaian santai tak mugkin ia tinggal di sekitar pelabuhan. dan kesimpulanku ia hanya temporar di sana. lalu bagaimana bisa? apa yang ia lakukan bersama seorang ibu yang mengenakan pakaian baik di pinggir jalan mencari sebuah rumah makan? dan kesimpulanku mengantarkan bahwa mereka tidak sedang tinggal di rumah sanak famili atau kenalan di sana. lalu di mana? sampai sini aku sempat berhenti hingga akhirnya aku teringat dengan sebuah rumah sakit yang berdiri tak jauh dari warung pertemuan itu. yah, hipotesis awalku mengatakan bahwa bidadari dan ibunya sedang mengunjungi rumah sakit. namun, mengingat pakaian sederhana yang mereka kenakan membuat kesimpulanku semakin merujuk, bahwa ada salah seorang anggota keluarganya yang opname di sana. dan saat itu mereka hanya sedang membeli makanan untuk makan malam, karena rumah sakit tidak menyediakan makan bagi pengunjung.

aku semakin bersemangat atas penemuanku itu. namun seperti biasa, ketakutan dan rasa ragu membuat pertanyaan di benaku semakin banyak agar aku tidak melakukan hal gila. lalu kenapa jika mereka memang sedang secara temporar ada di rumah sakit itu? rumah sakit itu luas dan tempatnya ada di surabaya, sekitar dua jam perjalanan motor dari rumahku. tapi seperti yang kubilang kawan. satu alasan balasan perasaan bahkan dengan isyarat sekalipun, cukup untuk membuat seorang lelaki melakukan hal gila. dan di situlah aku, berada di tengah jalan menuju rumah sakit itu. dibutuhkan waktu dua jam setengah hingga aku mampu menemukan rute tepat untuk menuju rumah sakit tersebut. aku juga sempat menghubungi beberapa saudaraku yang ada di sana sebagai persiapan jika misi ini tidak bisa kuselesaikan dalam waktu sehari.

———————————————————————————————————–

waktu telah menandakan saat dzuhur dimulai. aku segera mengambil wudlu dan membasuh kerinduanku akan jawaban yang kunanti di sebuah mesjid kecil di dalam rumah sakit itu. dan seperti sebuah keajaiban. samar-samar aku mengingat bahwa seorang wanita yang sedang mengenakan sandal di sebelahku, adalah biu-ibu yang sama yang pernah kutemui di malam itu. subhanallah. aku segera mengikutinya, berharap ia akan mengantarkanku pada bidadari yang aku menyesal telah menyianyiakanya dulu.

rumah sakit itu luas dan aku sempat kehilangan jejak. tak berpikir panjang, aku segera menanyakan bagian rawat inap pada salah satu kakaku yang pernah opname beberapa hari di sana. dan data lokasi penginapanpun aku kantungi. aku berjalan dengan percaya diri mengingat jarakku pada bidadari itu semakin dekat. beberapa kali aku menyisir rambut dengan jari-jariku sambil menghadap kaca di dalam lift.

aku hanya melihat seorang bapak-bapak sedang asik menonton televisi saat aku mengelilingi paviliun. beberapa kali aku memutar untuk pindah lantai, hingga akhirnya aku bergabung dengan bapak-bapak tadi untuk sekedar istirahat dan menonton televisi. sebenarnya aku sedikit risau karena hatiku memintaku untuk sekedar mengobrol dengan bapak-bapak tersebut. namun aku akui, saat itu aku bukanlah yess man. sehingga aku lebih memilih untuk tetap berada pada zona nyaman dan tidak berkomunikasi dan ber’dramaturgi’ kepada lingkunganku. akhirnya aku hanya diam dan berlagak menjadi seorang yang cuek pada lingkunganya meski hati kecilku mengatakan bahwa setidaknya aku harus menunjukan rasa simpati atas perban di kakinya.

sebuah cerita tidak selalu berakhir dengan bahagia.. tapi setiap cerita memiliki sebuah pesan yang bebas untuk diterjemahkan.. karena itulah indahnya pengalaman. dan saat itu aku menyadari bahwa penolakanku terhadap sikap yessman telah mengurangi esensi perjalananku seharian itu. bagaimana tidak. tak lama setelah aku mengacuhkan bapak-bapak itu. seorang ibu yang sama yang aku ikuti sejak pertama kali datang ke rumah sakit ini muncul dan membawa sebuah tas dan perlengkapan bapak-bapak tadi. dan itulah dia. nampaknya bidadari itu sedang menjenguk bapak tersebut dan ibu yang kutemui adalah istrinya. dari tas dan perlengkapan yang mereka bawa, aku tahu bahwa mereka telah chek out dan siap untuk meninggalkan rumah sakit tersebut. hatiku hancur dan menyusut menyadari aku telah membuang waktu emasku bersama dengan bapak tadi, yang mungkin bisa membuka sebuah peluang untuk selangkah lagi lebih dekat pada bidadariku itu.

dengan cemas aku mengamati kepergian mereka. kukejar hingga lapangan parkir tapi aku tak menemukan jejaknya. aku tak mau semua ini berakhir, hingga akhirnya aku kembali ke lantai paviliun dan mencoba menanyakan data bapak-bapak tadi. namun sayang dengan alasan privasi mereka tidak membagiku informasi tersebut. dan dengan demikian petualanganku telah berakhir. aku hampa dan resah. kulangkahkan kakiku untuk menuju peristirahatan di rumah saudaraku dan aku masih tak bisa menerima akhir yang payah itu. tapi seperti yang kubilang tadi kawan semua cerita tidak harus berakhir indah, tapi setidaknya aku belajar bahwa kesempatan takan datang dua kali. keberuntungan adalah ketika kesempatan bertemu kesiapan. dan kesiapan hanya bisa diraih melalui pengalaman dan karakter yang kita miliki. dan sore itupun aku merenung. di antara riuh rendah kota dibawah mega menghambar.

credit

foto 1 : suramadu..

foto 2 :mesjid mburi omahku

foto 3 : cahaya senja menyinari masjid

by: Akhya’ Muhammad K

Categories: kisahku | Tinggalkan komentar

Perfection is not important…

ada sebuah tempat yang sedang kita tuju

ada sebuah nilai yang selalu kita junjung

ada sesuatu yang ingin kita bagi

ada kewajiban yang harus kita tunaikan

namun sebagi manusia, akan selalu ada alasan untuk mengingkarinya

***

sudah sekitar 4 jam lebih aku di depan layar ajaib ini. merenung dan berfikir. beberapa saat dalam kondisi siaga bersiap memijit tuts-tuts keyboard dan sesaat kemudian kembali terhenti. membuka satu-persatu halaman web lalu menutupnya kembali. bersiap mengetik lalu surut. yah benar tak ada inspirasi.

dengan gerak mengendap aku melangkah, mengambil heater dan sebungkus mie sedap sisa yang kubeli kemarin. ah untuk urusan mengendap itu kawan. aku hanya tidak ingin membangunkan temanku Sultan yang sudah tertidur pulas di kamar kosku. kanapa kata kalian? tentu saja karena aku tidak mau dia terbangun sehingga aku harus membagi mi sedap satu-satunya itu denganya. hahaha… ah maksutku aku hanya tidak ingin mengganggunya….

kubawa sebuah buku milik Gram yang dipinjam sultan kemarin sore. sebuah buku yang banyak memberi inspirasi. sambil menyantap mie sedap yang telah mengepul di depanku aku membalik-balik halamanya hingga aku menemukan sebuah kalimat “..lets do it badly, let’s make it ugly, and let’s make it really cheaply” lalu aku terdiam dan tersenyum sambil menggumam “just do it”

ada sebuah selogan yang unik dari sebuah komunitas yang entahlah bagaimana aku harus mengklasifikasikanya. namanya Repubiq QDJY’\. komunitas ini telah memiliki kosa kata (semacam tulisan alay entahlah tapi dari gayanya menurutku ini semacam postmodernisasi bahasa yang di postmo kan lagi. halah entahlah kalian bisa liat sndiri) nah dalam kamus kata mereka ada sebuah istilah “XGRA AXY” (baca:segera aksi) di mana istilah itu biasa digunakan dalam konteks menerima perintah “siap laksanakan”.

awalnya aku tidak tahu akan apa maksutnya, namun lagi-lagi komikus tengil  itu menjelaskanya padaku. “konsep XGRA AXY itu maksutnya adalah 3

  • Start As Soon As You Can

“dua bait awal tulisan itu sampah jadi terus saja menulis.. siapa tau kita akan menemukan topik.”

-Putu Wijaya

lakukan saja dengan segera tanpa menunggu dan menunda.

  • Stop Over Analyzing. Just Do It!

Jangan pernah memikirkan hasil (yang merisaukan) dalam memulai suatu pekerjaan

-Gram

  • Take the highest Risk on your Decision

What’s the wost case?

-Deny Darko

*apa sih kemungkinan terburuknya?

gagal? lho bukanya dengan gagal kita bisa belajar?

Copyright Sagi Say.Gi 2011

di kesempatan lain mas Deny pernah berkata. untuk bisa didengar dan memiliki pengaruh kamu harus menjadi seseorang dulu. ‘Becoming somebody’ dan aku rasa hal di atas bisa mengantarkan kita pada posisi menjadi seseorang itu. selain itu kunci dari semua itu adalah melakukan apa yang kita sukai.

“lakukan yang kamu suka sesering mungkin, lakukan dengan fokus, dan berdisiplinlah.”

-Komikus Tengil (sengaja tak kusebut namanya hahaha… keberatan swet? tulis note sendiri sana hahaha… ups….”

  • DO WHAT YOU LOVE

ada pepatah mengatakan ‘mencintai pekerjaanmu lebih bijak daripada mengerjakan apa yang kamu cintai’ tenanglah.. aku tidak sedang mengajak kalian memperdebatkan pendapat ini. yang jelas dari situ aku bisa memahami betapa pentingnya kita melakukan apa yang memang menjadi PASION kita. bukan saja karena kita akan nyaman mengerjakanya, tapi terlebih kita akan bisa menjadi profesional dan ahli di bidang itu. seremeh apapun, sebodoh apapun, setidak terkenal dan setidak umumnya hal itu tetaplah lakukan. karena itu akan membuat kita menjadi seekor ikan besar di kolam yang kecil. haha PR buat kalian mengartikan istilah itu.

segera setelah menemukan pasion itu. lakukanlah sesering mungkin, lalu bagikan, biarkan orang lain tahu tentang hal-hal inspiratif dalam diri kita. karena dengan demikian kita akan dikenal. sekali lagi aku ingin mengambil kata-kata master hipnosis Deny Darko tentang bagaimana sebuah benda itu dapat diterima masyarakat. “Tidak ada produk yang bagus maupun jelek, yang ada hanyalah produk yang TERPASARKAN dan TIDAK TERPASARKAN” itulah maksutku. mungkin kalian tidak terlalu ahli dalam suatu bidang, bahkan bidang yang kalian sukai tapi jangan lupa untuk memberitahukan pada orang sekekliling kalian bahwa kalian menyukai hal itu dan sedang tekun menggelutinya. karena pada akhirnya hal tersebut akan menjadi BRANDING bagi diri kalian. menjadi cara, bagaimana orang mengenal kalian.

  • KEEP FOCUS

Aku tau tak ada lagi yang bisa menghalangi kalian untuk melakukan hal yang kalian suka. tapi masalahnya bagaimana kalian melakukanya. sebagai hoby sampingan? maka selamanya akan seperti itu. akan tetapi sat kalian memutuskan untuk fokus akan ada cerita indah yang menanti. Ridwan Kamil daalam kuliahnya (yang diam-diam aku menyelinap masuk ikut kelasnya) mengatakan, “Kapitalisasi mereduksi peran manusia untuk menjadi spesialis” itulah faktanya. namun Kang Emil(panggilan akrabnya) lebih menekankan konteks generalis dalam hal sosial. ia seorang arsitek namun juga bergerak di bidang sosial dan hal-hal yang berkaitan dengan isu urban…

aku tidak sedang mempengaruhi kalian untuk menjadi spesialis yang hanya mengerjakan apa yang kalian sukai tanpa peduli lainya. aku hanya sedang memberikan pendapat bahwa menjadi ikan besar di kolam kecil lebih baik daripada menjadi ikan kecil di kolam besar. selamanya kalian takkan terlihat bahkan terkenang. sinergi. itulah tugas kalian dalam mengaplikasikan antara yang kalian suka dan kewajiban kalian sbagai makhluk sosial.

lakukan hal sekecil apapun. kalian suka makan? fokus dan terus makan. mainan? game? atau apapun lakukan dan fokus tapi ingat, pencicip, pemain, gamers dan lainya sudah banyak jika memilih menekuni sesuatu jangan biasa-biasa saja. jadilah yang terhebat. memiliki ciri khas dan keren. 

  • DICIPLINE

“Sukses itu ada aturanya” itulah kata-kata yang kuterima langsung dari salah satu musisi Bandung. Joseph The Maybe. kebetulan saat itu aku sedang diundang Gram untuk dapat bertemu dengan teman-temanya, mulai dari warga korea hingga artis musisi itu. tentu saja karena aku juga memiliki pasion dalam bidang musik kami ngobrol banyak hingga ia mencetuskan kata-kata di atas.

mas Joseph adalah seorang musisi yang merangkak dari bawah, begitu banyak kisahnya mulai jadi pengamen hingga manggung di cafe-cafe. dan satu hal yang membuatnya spesial adalah ia menyanyi dengan hati. dan untuk itulah ia ketika mengamen dulu tak pernah keliling mendatangi satu-satu pendengar. ia hanya duduk dan menyiapkan box untuk pendengar dalam mengapresiasi musik-musiknya. rumus ketulusan. ah untuk yang satu ini akan mungkin akan kujabarkan dalam note lain berjudull “Melty Moon”

Disiplin itulah esensi dari kata-kata mas Joseph bahwa Sukses itu punya aturan.

pada akhirnya aku merenungkan kalimat dalam buku itu dan menyadari satu hal. bahwa untuk berkarya kita tak perlu menunggu untuk sempurna. just do it. lakukan saja dulu dan itu erat kaitanya dengan istilah XGRA AXY. lakukan dan jangan terlalu memikirkan hasil yang merisaukan.

kenapa?

karena bayangan akan hasil yang tak sempurna dan hal-hal lainya yang belum pasti hanya akan menunda kita untuk melakukan sesuatu. sementara kita mengkhawatirkan hal-hal bodoh semacam itu, di sana ribuan orang sedang menikmati kesuksesan akan apa yang mereka lakukan dengan pasion.karena pasionlah yang akan membuat hati kita tetap membara dalam mengerjakan satu hal…

lakukan biar Tuhan yang menyempurnakan. karena kesempurnaan itu bukan di awal namun ada dalam proses. semakin kita berkarya, semakin kita tahu kekurangan kita. dan semakin kita tahu kekurangan kita maka semakin sempurnalah karya kita.

“PERFECTION is not Important… The most important is your ACTION”

ini addalah logo teman-teman renvile yang mengusung makna “Hati yang membara”

Categories: kisahku | Tinggalkan komentar

Jati diri

ada cerita menarik tentang diskusiku dengan salah satu dosen mata kuliah tentang tema thesis…

perancangang artis virtual adalah tema thesisku… dan aku mengkonsultasikan pada beliau tentang karakter…

“kemarin ada mahasiswa konsultasi dengan saya” beliau memulai tanpa menggubris relasi pertanyaan yang ku ajukan   “.. tentang karakter Barong, gambarnya bagus… menurut kamu bagaimana karakter Barong itu?” tanya beliau dengan cara bicaranya yang khas… cepat dan meledak-ledak penuh semangat. baju putih lengan pendek dan celana cream itu melekat di benakku sebagai karakter beliau, ditambah lagi beberapa rambut memutih yang menggambarkan tiap ilmu yang beliau miliki…

“mmmm… jahat pak!” kataku singkat sembari meraba…

“nah itu yang salah… siapa nama kamu?”

“Erik pak…”

“nah.. Erik ini juga korban dari orang-orang barat..  sudah dicekoki dengan pemahaman-pemahaman barat. di mana sosok yang bertubuh besar, kekar, dengan mata lebar, dan siung menjulang dan bertampang menyeramkan adalah sosok penjahat.” kata beliau bersemangat…

“jadi…” kataku yang segera disambut beliau

“Barong itu tokoh pahlawan… ia datang dengan sosok tersebut untuk menjadi penyelamat… yang harus kamu tahu adalah kebudayaan kita orang timur dan kebudayaan orang barat itu berbeda. nah sekarang saya tanya… menurutmu sosok pahlawan yang kuat itu seperti apa?” belia berhenti sejenak memberikan pertanyaan.

“yang kekar pak” kataku dengan polosnya…

kaji satu

“Itu juga hasil dari produk orang-orang barat… supermen dan orang-orang kekar bertato adalah karakter yang ideal menjadi sosok pahlawan… itu di tempat mereka. kalau kamu tahu budaya yang kita miliki itu justru sebaliknya… orang yang pendiam dan kecil itu justru adalah orang-orang sakti. kamu tau siapa tokoh pewayangan yang paling sakti?” beliau diam sebentar… menghemat waktuku berpikir beliau segera melanjutkan..

“sosoknya sangat kecil sekali namanya Dewa Ruci… adalah karakter yang kuat dan tak terkalahkan… itu adalah wujud dari nafsu manusia itu sendiri kamu tau ceritanya ketika bertarung melawan ular? itu sebenarnya ia sedang bertarung melawan dirinya sendiri… Erik harus paham itu.. iya?” klata beliau sambil tertawa melihatku yang berusaha berpikir cepat menangkap semua yang beliau sampaikan…

“berarti… orang-orang barat itu hanya merepresentasikan apa yang ada di depan mata saja pak? berupa bentuk visual?” kataku mencoba menyimpulkan

“nah itulah mereka… kenapa? karena sebagian besar mereka materialistis… berbeda dengan orang kita yang menilai segala sesuatu dari hati, rendah diri, dan mendalami nilai-nilai luhur itu.”

“nah mulai keluar dari sini kamu harus mulai curiga (curiga adalah istilah beliau untuk menggambarkan kekritisan) terhadap segala sesuatu yang kamu temui, banyaklah membaca dan kamu akan menemukan apa yang sebenarnya harus kamu gali dalam tesis Erik.”

“paham erik! kata beliau sambil mengembalikan suasana menjadi ceria”

“iya pak tapi saya juga ingin membuat tesis yang wah” beliau segera memotong…

“nah itu cara yang salah juga Erik! saya paham maksut kamu tapi cobalah angkat dari hal-hal yang kecil, sesuatu yang remeh tapi memiliki nilai kaji yang dalam. sesuatu yang wah itu akan segera dilupakan seiring waktu…”

lalu aku segera menanyakan satu hal..

“kalau begitu pak… seharusnya apa yang kita lakukan? membuat sesuatu yang bersifat abadi, atau sesuatu yang hanya berguna di masanya?”

“menurut saya Erik buatlah sesuatu yang sesuai dengan masa Erik saja.. kaji satu hal yang kamu pilih dan kuasai itu. seperti saya dulu mengkaji batik dan Erik tau kan kisah batik titik? nah ketika saya menguasai ilmu itu, saya bisa ke manapun dengan percaya diri, ke jepang, korea.. bahkan kemanapun. karena saya memiliki apa yang tidak mereka punya…”

dan saat itulah aku menyadari bahwa aku harus membuka mata lebih lebar pada hal-hal kecil di sekitar ini… (meski di lain pihak juga membuatku semakin risau atas ilmuku tentang apa yang sedang kulakukan)

sesuatu tentang apa yang selama ini kita miliki namun tidak kita kenali lagi.. jati diri bangsa… hal yang ada di sekitar kita namun tak lagi kita rasakan kehadiranya… dan itulah sebenarnya yang harus kita lakukan. mengenali, menggali, dan memegang erat jati diri kita… karena hanya dengan mengenali diri kitalah kita bisa berdiri dengan kokoh di manapun kita berada…

entahlah tak yakin… kuliah ini semakin rumit karena harus melakukan banyak hal membosankan dengan buku dan kajian-kajian itu.. atau malah semakin menarik dan menantang, karena nantinya kami akan menerima gelar “master” dari apa yang kami kaji… aplikasi, animasi, game, teknologi, fashion, desain, dan lain sebagainya hingga virtual.. haha aku suka kata terakhir itu… mari kita sambut masa depan dengan membaca (kok jadi semacam pesan moral gini ya… ‘mari membaca’… :D)

Categories: kisahku | Tinggalkan komentar

Sesuatu yang belum kukenal itu bernama…

kawan pernahkah kita menyadari betapa indahnya perbedaan itu…

Tuhan maha adil…

Haha mngkin beberapa kalian tertawa saat aku mngatakan tuhan adil. Mskipuntrkadang dalam hidup ini tampak menyisihkan kita, mskipun terkadang keadaan tak memihak kita, dan ketika situasi tampak sangat menyulitkan, yakinlah ada maksud dari smua itu.

adil bukan berarti sama.. Hanya ditempatkan sesuai dengan proporsi. Coba pikirkan bagaimana jika panjang jari kita sama smua? Atau semua rambut yang kita miliki tumbuh dengan kecepatan dan panjang yang sama semua haha kau tau sendiri..

Yah dan perbedaan adalah salah satu wjud dri keadilan itu.

Dalam hal ini aku membahas perbdaan cara pandang. Perbedaan ada bukan untuk disamakan agar bisa hidup rukun..

perbedaan ada untuk dikomunikasikan agar kita bisa hidup berdampingan.

kita tau batasan kita dan mereka tau batasan mereka

Jika kita tak mau tau dan marah atas hal yang berbeda dengan kita sngguh kurang bijak.

Haha apa lagi ngambek sampai tak mau berbicara. Berwajah manis tapi mengeluarkan kata-kata dan bahasa yang mmbuat orang lain tak nyaman..

Ayolah apakah kita tak punya cara yang lebih berkualitas untuk menyampaikan ketidak sependapatan kita pada suatu hal?

Kapan saatnya kita mulai mau mengerti orang di sekitar kita?

Kapan saatnya kita mulai merubah cara pandang kita?

Hanya karena suatu hal kecil dan kita ngambek oh ayolah.. Butuh berapa tahun lagi untuk mendewsakan pkiran kita?

Andai sja kita bisa berpikir sedikit lebih positif mungkin rasa jengkel yang ada di hati bisa sedikit berkurang..

Setidaknya hargailah orang-orang yang sudah berusaha mengkomunikasikan perbedaan itu dengan cara damai..

Tak perlu bnyak bicara lagi..

Pelangi indah karena perbedaan

Fanatik adalah sifat orang bodoh(sang pncerah)

Satu hal yang sangat dibutuhkan untuk semua itu, sikap saling menghargai tanpa mentupi kebenaran

Dan itulah yang ingin lebih kukenal darimu, dari kalian, dan dariq..

Rasa menghargai 🙂

Brsama kita bisa.. Briliant..bright.. Future..

Indonesia

Categories: renungan | Tinggalkan komentar

Kunang-kunang emas

ingin sekilas saja bulan melihatku

di mana saat itu aku sedang tersenyum

di mana saat itu aku sedang tidak mempedulikan hal kecil itu

sehingga aku bisa lebih sigap dan tenang menghadapinya

di atas bukit tempatku singgah

di bawah malam berkilau emas

hanya secangkir kopi dan sepenggal pesan yang kubawa

tentang tempat yang indah di baliknya

di persinggahan jalan tempat yang ingin kutuju

dari arah yang telah dia tunjukan

aku terhenti.

bukan kenangan yang ingin kutulis

tapi kekuatan yang ingin ku kais saat menghadapi kilauan itu

kunang-kunang emas, bisakah kau simpan sejenak kilaumu

memegang indahmu dari malam yang tersipu

hingga dia ada di sampingku

Categories: puisi | Tinggalkan komentar

Lelakon

Hanya masalah waktu sampai kita sadar apa yang telah kita lakukan.

aku bukan menulis semua ini karena aku telah ahli dan menguasai semua nasihat orang-orang yang pernah kutemui itu. aku belum bisa dan aku masih terus belajar aku hanya merasa bahwa tidak seharusnya nasihat sehebat itu terhenti padaku saja. karena menurutku ada puluhan hingga ratusan kalian di luar sana yang bisa memanfaatkanya lebih baik daripada aku.

***

awal mula aku memulai kuliah di Bandung, ada banyak hal yang harus kusesuaikan di sini. mulai dari cara bersosialisasi. hingga gaya hidup yang sangat berbeda dengan apa yang kuketahui sebelumnya. Aku adalah seorang lulusan S1 yang menyelesaikan jenjang sarjana dalam waktu 3,5 tahun. dan karena itulah aku belum banyak memiliki pengalaman, baik dibidang pekerjaan hingga hubungan profesional. karena begitu lulus aku langsung melanjutkan jenjang pendidikan di sini.

melanjutkan jenjang sedini ini membuatku minder di awal. bagaimana tidak, semua teman-teman sekelasku adalah orang-orang yang hebat. dimulai dari public figure, komikus, penyanyi, desainer handal, hingga yang seumuran denganku pun sudah mulai merintis 3 perusahaan yang berkaitan dengan bidangnya. tidak hanya itu, pencapaian mereka juga diimbangi dengan gaya bersosialisasi yang telah mencapai tahap profesional. ah maaf aku menggunakan kalimat sulit dalam menjelaskanya.. singkat kata aku berada di sebuah kelas dengan orang-orang yang telah berpikir matang, atau kalian bisa menyebutnya dewasa.

yah dewasa, itulah istilah yang tepat. meskipun di beberapa kesempatan kami masih suka iseng menggambari kolom kehadiran pada buku absensi dengan simbul-simbul hati dan bunga, lalu berlarian di lapangan miring saat bermain ‘bentengan’, hingga bermain lempar frisby dan rughby. aku tau itu adalah bagian dari hal menyenangkan di dunia mereka dalam sela-sela kesibukan profesionalnya.

aku tidak pernah tahu apakah aku sudah siap memasuki dunia dengan pemikiran matang seperti itu. tapi aku ingat kata-kata mas Deny bahwa sanya tidak ada orang yang benar-benar siap. itulah kenapa aku tidak pernah menolak hal baru dengan alasan ‘ah aku belum siap’. yah aku harap kalian juga seperti itu. tidak ada orang yang benar-benar siap di dunia ini. bahkan ketika lahirpun kita tidak pernah ditanya apakah kita siap hidup di dunia atau tidak. dan itulah yang membuatku menjadi orang yang antusias dalam menerima tawaran berupa hal baru karena kesiapan itu diperoleh justru ketika kita memulainya dengan yakin. “what is the  worst case?” begitu katanya. “apa sih kemungkinan terburuk yang membuatmu tidak mau melakukanya?” dan itu sangat selaras dengan konsep XGRA AXY yang pernah kubahas…ambil saja resiko tertinggi. haha tentu saja kalian tidak harus menerapkan konsep ini pada semua konteks. bijaklah menggunakan quote mereka haha…

“aku gak pernah ragu dalam ambil keputusan karena aku yakin kalau aku salah Allah akan menggiringku pada pilihan yang benar” – OD

sempat terjadi cultural shock dalam pergaulanku dengan mereka dan karena itulah sejak saat itu aku bertekad menjadi Yess Man. bukan karena aku tak punya pendirian. tapi lebih kepada karena aku ingin belajar banyak dari mereka dan hasilnya, ajakan apapun baik itu main, makan bersama, hingga project bersama, atau hal-hal kecil seperti nongkrong dan ngopi menjadi hal yang membuatku antusias dalam menyambutnya. karena aku tahu dalam gelak tawa mereka, dalam canda mereka, dan dalam bualan kecil mereka aku akan mendapatkan sebuah ilmu baru.

dalam proses menjadi yess man tersebut akhir-akhir ini baru aku sadari bahwa sebenarnya ada sesuatu lain yang membuatku begitu bertekad untuk bisa seperti mereka. aku berusaha sana sini mencari sesuatu yang bisa membuatku menjadi ‘seseorang’. aku sempat melamar pada beberapa tempat. ah agak sedikit memalukan aku menulis ini karena hanya akan menujukan betapa tak pede nya aku bersama mereka. namun aku tahu akan ada hikmah jika aku menyampaikanya pada kalian.

intinya. aku tidak fokus dalam menempuh kuliahku karena terlalu sibuk memikirkan keinginanku untuk ‘becoming somebody’.  hingga di suatu malam di saat aku mulai merasa semua itu menjadi beban buatku, aku memulai percakapan dengan saudaraku yang kini berada di Jakarta. Dedy, sahabat seperjuanganku yang sudah kuanggap sebagai saudaraku.

dalam perbincangan itu akhirnya aku menceritakan ketidak fokusanku akan kuliah itu. dan apa yang kudengar selanjutnya membuatku menyadari akan apa yang telah kulakukan.

“hidup ini bukan lari sprint, siapa yang tercepat belum tentu dia yang menang.”

kata-kata itulah yang membuatku merenung. dan banyak lagi lainya yang membuatku bisa menyimpulkan bahwa setiap manusia itu ada karena mereka memiliki peran (Lelakon). dan saat ini peranku adalah sebagai mahasiswa dan kuliah. bukan sebagai entertainer, maupun bisnisman bahkan penulis buku yang terkenal… bukan.. ah maksutku belum. peranku saat ini adalah sebagai mahasiswa dan aku akan fokus menjalankan peran itu tanpa mengacuhkan masa depanku karena aku juga belajar, orang yang hebat bukanlah orang-orang yang bisa cepat dalam menyelsaikan permasalahanya, akan tetapi orang-orang yang memiliki rencana.

kesalahan fatal bagiku adalah karena aku tidak mensyukuri apa yang kudapat. sesuatu di mana bagi sebagian orang hal tersebut istimewa meskipun bagiku tidak. dengan menghargailah apa yang kita miliki sebelum menghargai orang lain,  kita takkan pernah merasa rendah diri akan apa yang dimiliki orang lain.

dan akhirnya aku mulai menyadari bahwa aku juga hebat… haha aku selalu hebat itulah kenapa aku berada di kelas bersama orang-orang hebat itu. “a great story comec to great people” dan karena itulah aku yakin meskipun peranku saat ini masih menjadi mahasiswa biasa, akan ada saatnya nanti aku akan bisa menjadi ‘somebody’ seperti teman-temanku itu. dan perlahan aku mulai mensyukuri apa yang kumiliki termasuk di antaranya kelemahanku. kekuranganku dalam memiliki pengalaman kerja lantaran langsung melanjutkan pendidikan. dan aku bangga bisa melakukanya sedini mungkin.

mungkin bagi kalian hal itu adalah hal biasa, tapi ada beberapa orang yang telah menganggapnya luar biasa dan membuat mereka bangga. dan aku tak peduli, meskipun bahkan hanya seorang aku akan menjaga kebanggaanya padaku dan turut menjadikan apa yang ia banggakan mejadi hal yang berharga bagiku. karena aku tak ingin membuat kebanggaan mereka padaku sia-sia, lantaran aku tak mampu menghargainya untuk diriku sendiri. dan aku harap kalian juga seperti itu. menghargai kebanggaan yang diberikan orang lain pada diri kita, meskipun kita menganggap apa yang ia banggakan atas diri kita adalah hal remeh.

“mungkin saat ini aku belum menjadi apa-apa dan tidak ada yang bisa dibanggakan dariku seperti yang mereka bisa banggakan, tapi aku yakin aku sudah berada di jalur yang tepat dan aku sedang menuju ke sana.”

– B Renanda

Categories: renungan | Tinggalkan komentar

Inti jiwa manusia

kawan

apa kalian tahu bagaimana orang hebat lahir?

bukan karena silsilah yang terhormat, kalangan pejabat, maupun konglomerat

menurutku, karena ia tak ragu mencoba sesuatu yang baru.

pengalaman baru memperluas wawasan

teman baru memperluas pilihan

lingkungan baru memperluas sudut pandang

dan hal baru merupakan inti dari jiwa manusia

hidup harus berjalan

dan esensi dari sebuah perjalanan itu adalah hal baru

jalan baru, tempat baru, lingkungan baru, kesenangan, bahkan kesedihan dan masalah baru.

bukanlah masalah besar jika setiap waktu kita dapat masalah baru

satu-satunya masalah besar adalah saat waktu terus berlalu dan kita masih menghadapi satu masalah yang sama yang belum terselesaikan

kawan…

jika di dunia ini ada sesuatu yang pasti, pasti akan segera terbeli

dan karena hidup tidak pasti, maka tidak ada alasan untuk bersedih, apalagi berhenti

karena kita tidak tahu apa yang mungkin terjadi esok.

berjalanlah… dan berjalan

mulailah sebuah hal baru dalam kebaikan

tak peduli sbrapa mampu kita.

mulailah… biar Allah yang menyempurnakanya

Categories: puisi | Tinggalkan komentar

Hal sperti itu gak mungkin berhenti…

Kawan, aku memiliki mimpi yang tinggi. Mimpi yang selalu kujaga untuk tetap membra dalam tubuhku. Mmpi yang dengnya aku menjalani hariku dengan penuh semangat. Aku menghubungkan semua kejadian menyenangkan dan tak menyenangkan dalam hidupku untuk mimpi itu.

Saat aku berhasil, aku berkata, alhamdulillah sampai sini berhasil, pasti sudah smakin dekat dengan keberhasilan itu. Dan ketika aku gagal dan trjatuh aku brkata, pasti ada hal yang harus aku perhatikan dengan lebih di tempat ini, karena itu akan berguna bagi mimpiku kelak.

Begitulah kawan dengan impian. Hidup kita menjadi lebih berarti, karena kita tak tau apa yang akan terjadi satu jam lagi.

Kawanku Afif pernah berkata,’ kalau kau punya sebuah keinginan atau cita-cita, koarkan itu, lantangkan.. Tak perlu malu, karena orang-orang yang telah mengkoarkan mimpinya, itu brarti ia telah siap dan tahu atas segala konsekwensi yang harus ia hadapi’ aku ingat betul itu, dan untuk itulah aku ingin berkoar. Bukan karena aku ingin sombong atau sok. Tapi lebih kepada.. Aku harus siap, atas segala konsekwensi yang akan kuhadapi, demi hal yang sangat berarti bagiku. Ya mimpiku…

Impian terbesarku adalah untuk bisa belajar di negeri Sakura. Jangan tanya kenapa karena aku juga tak bisa menjelaskan. Tapi begitulah mimpi. Kau tak perlu alasan yang kuat untuk memilikinya. Sama halnya dengan cinta. Haha masalah cinta aku blum begitu paham. Lanjut.

Aku memiliki dua strategi sederhana dalam meraih mimpiku itu. Pertama dengan beasiswa. Aku pernah mengusahakanya, yah meski belum maksimal aku pasti akan siap pada waktunya.

Rencana kedua adalah dengan memiliki sebuah pekerjaan yang akan membwaku ke sana. Rencna kedua inipun aku pecah juga. Pertama bekerja secra konvensional, jadi aku bisa ke jepang dengan dua alternative, mengikuti proyek kantor yang membawaku ke sana atau menabung. Sedangkan pkerjaan satu lagi adalah pekerjaan yang tak biasa. Di mana kau bisa dapat uang blimpah dengan melakukan hal yang kau suka. Industri kreatif. Dan pilihanku jatuh pada musik.

Ya, aku memiliki sebuah band. Ah aku tidak suka menyebut kata band. Aku lebih suka menyebutnya grup musik. Untuk penjabaran tentang grup ini kalian bisa membacanya di note berseriku yang lain.

Begitulah kawan jika kau memiliki mimpi yang besar, kusarankan kau membaginya dalam beberapa fase dan jadikan tiap fase aadlah mimpi terbesarmu, sehingga beban yang kau pikul tidak trlalu berat.

Baiklah, Sudah banyak hal yang kucurahkan demi grup musik ini. Hanya saja aku sebagai pemegang gitar tidak begitu menguasai permainan gitar. Tapi aku tidak minder, karena aku masih memiliki sense of musik. Aku juga bisa menciptakan lirik dan lagu. Dan untuk variasi dalm bentuk musik aku punya tim yang saling melengkapi. Sudah jauh kami melangkah. Banyak liku hingga kami melakukan record sebgai hasil akhir latihan kami. Sebgai pendengar musik aku paham, musik kami belum memliki kualitas standart. Tapi kami masih mencoba.

Akan tetapi sayang… target waktu yang dibuat tidak sempat terpenuhi hingga aku harus meninggalkan mereka untuk merantau. Masih 3 dari 4 lagu yang telah direcord menrut kami siap. Tapi tetap saja masih belum memenuhi standart.

Waktu brjalan dan di siinilah aku sekarang. Kota bandung. Tapi sebagaimana yang kujelaskan di atas. Aku selalu mengkaitkan semua dengan mimpiku. Temanku yang jauh-jauh  merantau dari medan, bang arie dan bang ali, mengatakan bahwa pusat musik indonesia ada dua. Malang dan bandung. Jadi aku berpikir bahwa rantau semntraku di bandung ini tak lain adalah cara tuhanku memprkaya dariku tentang musik.

Kawan.. Hari ni aku smpat terhenyak. Bertemu seorang lagi yang memiliki impian sama di bidang musik. Mita namanya. Banyak hal yang kupelajari darinya.. Cewek dengan penampilan nyentrik ini adalah teman sekelasku saat ini. Rambutnya ikal, acak-acakan tapi tetapi menarik, berkulit putih dengan wajah oriental. Mengenakan kaos polo berkerah yang dilapisi dengan rompi jaket tebal tanpa lengan. Kacamata besar tahun 70an menghiasi matanya. Bukan.. Itu adalah kacmata betulan, seperti milik lenon(tapi bukan yang bulat) bukan sekedar gaya. Aku bisa melihatnya dari pantulan cahaya yang ditimbulkanya. Dipadu dengan celana jeans brspatu pantofel berjahit. Unik bukan?

Tapi bukan itu yang ingin ku smpaikan. Aku mengenalnya saat aku sedang sibuk mencatat jadwal pelajaran. Berdiri sambil tanganku memegang hp yang mencatat. Tiba-tiba saja ia muncul, menyerobot dari blakang, sambil matanya menyisir papan pngumuman yang hanya seluas 2m prsgi itu. Dengan sigap ia menengadah dn tetapi mencari. Tubuhnya yang mungil membuatnya tampak kesulitan saat harus melihat jadwal yang ditempel trlalu tinggi itu.

‘mau catat jadwal juga?’ kataku smbil mncoba bergeser, mmbrikan jrak pandang yang cukup baginya.

‘oh iya.. Anak game jg?’ katanya semangat. Nah dari situlah kami mulai berknalan. Banyak hal yang kami obrolkan. Mita brasal dari jakarta, n ia ad sdikit mslah dengan pndftaran ulang, shingga mmbwatnya harus bolak2 kampus. Logat dan aksen bhasa loe gua jg kental darinya. Sperti biasa aku lbih banyak diam dan mndengar. Anak yang baik. Seakan tau kbingunganku tentang kampus ini, ia mnjlaskan bbrapa hal tanpa ku tanya.

Ntahlah tak ad kraguan pdanya saat brcrita. Ap adanya lugas n santai.

Kami memilih sbuah tangga kcil yang kami lalui untk mngobrol. Bbrpa topik pmbicraan tlah diperbincangkan. Hingga smpailah pda hal yang mmbuatku terngiang akan shabat2ku d malang.

Saat itu aku sedang brtanya tentang unit yang memplajari biola d kampus itu. Mita mnjlaskannya hingga aku tau kalau ia sbenarnya juga anak band.  Aku terdiam.

‘aku keluar dari unit krna g ad yang cocok bermusiknya denganku, tapi aku msh ttapi main kok’ katanya singkat.  Aku msh diam lalu aku mncoba mngorek bbrapa info darinya. Dan mngalirlah semua cerita tentang musik. Ia mulai brmain musik sejak kecil. Aliranya rock tahun 70an. Mskipun tak mnyukai jazz, ia smpat blajar pda seorang guru gitar. Less katanya.

‘wow kalau bgitu kau pasti bisa brmain gitar scara.. Tui..ui..ui..uuuu.. Kataku smbil mmpraktekan grakan melody tingkat tinggi. Dan dy hanya tertawa. Brarti bisa pkirku..

‘kalau mslah musik aku lbih suka yang nyaman didengernya. Dengan kmampuan biasa asalkan bisa bkin lagu yang enak jg asik. Buat ap bkin nada yang sulit n buat kut ksulitan mainkanya’  Aku smpat menerawang diriku dari sbuah kaca buluk. Mncoba mngenali sosok dlm diriku. Siapa aku. Musik ap yang aku kuasai.ap aku yakin dengan mimpi sbagai musisi untk bisa mnuju jepang? Aku tetap diam. Tak ingin mengaku kalau aku juga anak band dan mmliki mimpi dlm musik. Minder.

Saat ditanya tentang musik ia mengaku, ia masih main, hnya sja tak memiliki band. ‘kalo untuk brmain dan mnulis lirik masih lah.. Hal kayak gitu nggak mungkin berhenti’ katanya singkat.

Nggak mungkin berhenti. Itu yang kugaris bwahi untuk memotivasiku. Nggak mungkin berhenti. Adlah jwban atas mimpiku. Aku bisa sja dpenjara. Aku bisa sja sdang mnjalani misi, tanggung jwab yang pnting. Yang diatasnya terdpat harapan org2 yang pnting bagiku. Yah aku bisa sja sdg trblunggu tak bebas. Tapi untk mslah mimpi..  Aku tak mungkin berhenti. Jadi.. bahkan ketika keadaan seakan tak mndukungku d sni. Dan tampak jauh dengan mimpiku d malang. Tenanglah kawan. Aku tak meninggalkan mimpiku d sana. KU bawa bersamaku. Dan hingga saatnya tlah tiba. Akan kulengkapi mimpi itu.. Bisaama kalian..

Lagi…

Categories: kisahku | Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.