EPISTEME

TEBU 5A.jpg

“Menjelaskan konsep ketuhanan pada orang yang skeptis terhadap agama itu, seperti menjelaskan konsep google map kepada orang-orang suku pedalaman, jangankan google map, internet saja mereka tak paham. Jangankan tuhan, kendaraan mengenalnya saja mereka tak mau tahu.” kataku sambil memindahkan gigi kopling saat jalan mulai menanjak. Seperti yang kami rencanakan beberapa waktu lalu, hari ini kami hendak mengunjungsi sebuah desa yang tertarik menjadi salah satu pengembang budidaya jamur.

“Sehingga jika kau bertanya kepadaku tentang konsep pahala dan dosa, Itu sama seperti kamu diminta menjelaskan konsep isi ulang pulsa, pada orang pedalaman yang yang handphone saja mereka tak tahu.” kataku menyindir Joy.

“Yah bisa saja pak menjelaskan itu ke orang awam cuman ya puuaanjang hahaha males” kata Joy terkekeh. “Laiya itu Jo… jo.. ngerti kan nasibku menjelaskan itu ke kamu hahaha” balasku, kami tertawa. Kabut pagi masih menyelimuti jalan-jalan makadam yang membelah hamparan sawah desa kami ini. Kami berangkat sepagi mungkin karena desa yang kami tuju terletak jauh di antara kaki gunung.

“Ada layer informasi yang dibutuhkan untuk sampai ke sana. Untuk menjelaskan cara menanak nasi kita harus jelaskan dulu apa itu beras, dan untuk mengetahui apa itu beras kadang kita harus mengenalkan padi terlebih dahulu. Kau tidak mungkin meminta seseorang memasak nasi kalau padi saja ia tidak tahu.” lanjutku memberi landasan pemahaman pada Joy.

“Itulah kenapa aku butuh beberapa bab untuk menjelaskanmu tentang konsep ketuhanan seperti yang kuketahui. Untuk menjelaskan konsep bagaimana kita bisa tahu jarak sebuah lokasi dan berapa menit waktu tempuhnya dengan google map kepada orang pedalaman, kita butuh menjelaskan dulu kan apa itu smartphone? Dan kalau mereka masih menganggap itu adalah sihir karena nggak LOGIS, ehremm.” aku menekankan kata-kata logis sambil tersenyum melirik Joy. Ia hanya tertawa kecil. “…kita harus mundur beberapa tahap dengan menjelaskan apa itu internet, dan untuk menjelaskan internet kita harus yakin mereka paham tentang gelombang listrik, bahkan sebelum mereka paham tentang gelombang listrik kita mungkin harus menjelaskan tentang listrik. Iya nggak?” tuturku panjang.

“Kalau maksudmu tentang sejarah agama, aku sudah khatam pak!” balas Joy membetulkan topi koboinya. “Oh ya?” tanyaku heran.

“Tuhan itu hanyalah konsep ide yang diciptakan manusia dari waktu ke waktu. Tuhan hanyalah gagasan yang diciptakan alam pikiran manusia karena mereka merindukan sosok yang sempurna. Sesuatu untuk menjelaskan segala hal yang tidak mereka pahami.” lanjut Joy mulai menggerakkan tanganya. Aku mendengarkan.

“Salah satu contohnya adalah dahulu bangsa viking menganggap fenomena gerhana bulan itu adalah akhir dari dunia, bahwa sebuah sosok yang jahat sedang melahap matahir. Sebuah fenomena yang menakutkan. Itulah kenapa setiap kali terjadi gerhana, mereka menyeru kepada semua orang untuk berteriak ke arah bulan. Hal itu mereka lakukan untuk menakut-nakuti sang monster yang tengah melahap matahari. Hal itu terus mereka lakukan hingga monster itu ketakutan dan memuntahkan kembali matahari. Haha… sungguh hal yang konyol bukan?” lanjutnya sambil tertawa. Aku juga ikut tertawa mendengar hal itu.

“Ketika zaman telah berubah, kita tahu bahwa semua itu bisa dijelaskan dengan sains, lucunya masih ada saja orang yang percaya akan hal-hal seperti itu dan menjadikanya sesembahan. Bagiku teori evolusi lebih masuk akal daripada harus percaya dengan takhayul seperti itu. Itu penghinaan pada sains”. tutupnya.

“Hmm… bagaimana menurutmu dengan Islam?” tanyaku.

“Islam malah baru ada sejak 1400 tahun yang lalu, maaf Pak jangan tersinggung, tapi dari beberapa artikel di internet aku bisa setuju bahwa Islam cuman agama yang diciptakan dari rangkuman-rangkuman agama sebelumnya. Manusia merevisi konsep ketuhanan karena tahu bahwa tuhan yang mereka ciptakan tetap memiliki sisi kelemahan ketika mengadopsi bentuk-bentu di alam seperti matahari, gunung, sampai hewan. Sehhingga mereka sampai pada tahap menciptakan sosok abstrak, imajiner yang tidak bisa lagi dikritisi karena tak tampak. Bisa jadi pendiri Islam mengetahui hal itu dan segera mengambil pena.” lanjut Joy.

“Hmmm begitu ya, lalu bagaimana kau menjelaskan keberadaan alam semesta ini?” kataku sembari menggali pemikiranya agar aku mudah mencari analogi yang tepat untuk menjelaskan semua yang kupahami tentang Islam.

“Hawking sudah menjelaskan bahwa untuk menciptakan alam semesta ini kau hanya perlu tiga bahan utama, ruang, materi, dan waktu. Kau tak perlu tuhan untuk membuat itu semua sementara semua telah tersusun dengan sempurna akibat sebuah ledakan big bang.” kata Joy sambil menjentikkan jarinya.

“Jadi menurutmu tidak ada yang mendesain dan merencanakan berapa jumlah jari manusia, rantai makanan, hingga rumus DNA yang begitu kompleks?”

“Itu sudah dijelaskan dari teori chaos and order pak, sebuah kekacauan yang satu banding sekian juta kemungkinan akan menciptakan satu struktur yang tertata rapi.” lanjutnya. “Kebetulan maksudmu?” tanyaku.

“Yahhhh… kemungkinan satu di banding sekian juta kejadian Pak” jawabnya dengan gimick tangan sedang membentuk timbangan.

“Menurutmu berapa kemungkinan jika kau menumpahkan tujuh warna kaleng cat yang kulakukan berkali-kali hingga jumlah tak terhinga, cat-cat itu akan membentuk satu gambar lukisan desa dengan Supri di dalamnya?” balasku menanggapinya setengah bercanda. Semua yang ia tanyakan membuatku lagi-lagi teringat akan orang itu. “Berapa miliar kali percobaan menumpahkan cat ke dalam sebuah lembaran kertas hingga akhirnya setiap lembaran kertas itu berjajar huruf-huruf rapi yang bisa dibaca sebagai buku saku pramuka?”

“Ya tentu nggak semudah itulah Pak… tapi aku ngerti arah pembicaraanmu. Kejadian sepersekian kemungkinan itu menciptakan sebuah komposisi sel yang sederhana di permulaanya, kerumitan yang kita temui sekarang itu adalah hasil dari evolusi dan seleksi alam yang telah terjadi sejak miliaran tahun lalu Pak.” balas Joy.

“Baiklah, atau kusederhanakan lagi, berapa kali percobaan menumpahkan dan meledakan kaleng cat berwarna warni hingga kau bisa menemukan kemungkinan terbentuk stiker kartu nama bertuliskan Badut Sulap Dekor dengan nomor telefon berjajar cantik di bawahnya? Apa menurutmu jika sebuah kartu nama jatuh dari langit dengna tulisan berjajar rapi di atasnya terbentuk tanpa ada yang menciptakan adalah sesuatu yang logis?” Joy sempat terdiam dan berfikir.

“Tentu saja itu nggak logis Pak” balas Joy hati-hati. “Lalu apa yang membuatmu berfikir bahwa DNA, yang oleh para ilmuan disebut sebagai buku instruksi kehidupan dengan kerumitan yang luar biasa tersusun dengan sendirinya? Apakah itu hal yang logis?”

DNA.jpg

https://goo.gl/8eF9yz

“Ya kalau itu harus ada yang membuatnya pak, dan yang membuatnya itulah yang dulu terbentuk dari tahap yang paling sederhana. Satu sel.” jawab Joy.

“Ok, pertanyaanya akan kuganti, apakah menurutmu sebuah ledakan bom atom, atau ledakan reaksi kimia lainya bisa menghasilkan sebuah kehidupan yang memiliki sel tunggal sekalipun?” Joy terdiam.

“Kau mungkin tahu apa susunan seekor lalat, jika kau ekstrak mungkin kau akan menemukan protein, zat besi, kalsium, dan beberapa zat kimia lainya, tapi tidak berarti jika kau menggabungkanya dengan ribuan eksperimen sekalipun akan membuatnya jadi sesuatu yang hidup bahkan menyerupai seekor lalat sekalipun” kemudian akupun bertaawud lalu mengutip Surat Al Hajj ayat 73;

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ

“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” kataku menutup argumenku.

“Hawking bisa saja mengatakan alam semesta terbuat dari tiga bahan utama, ruang waktu, dan materi, mungkin ia bisa menciptakan semesta dari bahan-bahan itu, tapi ia tidak akan bisa menciptakan kehidupan… nyawa adalah sesuatu yang ghaib. “Dia-lah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang’ Al-Hasyr 22”

“Wah.. seru juga ya pemikiranmu Pak, aku bisa menerima sudut pandangmu tapi Hawking mengatakan bahwa waktu itu dimulai setelah terjadinya Big Bang, itulah kenapa tidak mungkin ada proses penciptaan sebelum big bang karena tidak ada waktu sebelum itu, semua tercipta hanya memerlukan satu hal. Gravitasi. ” balasnya mantap.

“Untuk menjelaskan itu aku butuh mukodimah dulu Jo, informasi yang harus kamu tahu sebelum aku menjelaskan lainya, karena kalau aku bilang tuhan tidak terikat waktu, kau pasti akan melihat itu sebagai argumen pelarian saja kan?”

“Tuhan tidak terikat waktu Pak? Wah aku kecewa pak, dari tadi penjelasanmu lumayan logis tapi sampai di sini sudah mulai goyah Pak!” kata Joy mengangkat kakinya dengan posisi bersila di kursi mobil.

“Tunggu dulu… makanya kubilang aku butuh mundur nih, kalau kamu orang suku pedalaman yang gak tau teknologi dan aku bercerita tentang internet pasti akan mengatakanku tidak logis, makanya aku butuh menjelaskan mereka tentang gelombang listrik. Nah dalam kasusmu, aku butuh menjelaskan tentang konsep rentetan kejadian yang kamu potong tadi.” kataku. “Oh ok pak lanjut!” balas Joy.

“ada hal yang aku sepakat dengan pendapatmu dan ada yang harus kukoreksi. Adam adalah nabi pertama dalam Islam, sedangkan Muhammad adalah nabi terakhir. Islam secara definisi arti adalah berserah diri kepada tuhan, dan ada lebih dari 1400 yang diutus sebelum Nabi muhammad yang membawa ajaran penyempurna ajaran agama sebelumnya, aku setuju karena agama juga berevolusi” lanjutku Joy segera membalas. “Nah kan.. apa kubilang” kata Joy

“Sebentar, aku setuju dengan teori evolusi, tapi bukan seperti yang dikatakan Darwin. Ini adalah pendapat pribadiku, jadi kalau salah jangan salahkan agamaku.” lanjutku. “Siapp komandan…!” balas Joy mengacungkan jempol.

“Ok aku akan menggunakan analogi Programer dan karakter game. Bagaimana menurutmu jika kita memberikan kecerdasan buatan pada karakter dalam game yang kita ciptakan, lalu kecerdasanya berkembang dan ia mulai mengatakan, manusia tidak mungkin ada karena sebelum ada komputer tidak mungkin ada game” Sedangkan kita tahu, manusia tidak butuh komputer untuk eksis. “Menarik Pak… lanjut!” kata Joy dengan mata berbinar.

“Bagaimana menurutmu jika Super Mario Bros yang ada dalam game nintendo bilang ‘aku tidak percaya manusia itu ada, kalau memang manusia itu ada kenapa aku tidak bisa melihatnya? Dan kalau memang manusia itu cerdas sehingga bisa menciptakanku, kenapa ia menciptakan pula monster-monster kecil yang bisa membunuhku jika kutabrak?” lanjutku sembari melakukan impersonate mario dengan menjadikan suaraku lebih berat layaknya doraemon sambil tertawa.

“Asseemmmm….” balas Joy sembari tertawa matanya bersinar dengan rasa ingin tahu.

“Programer kita sudah mengenalkan dirinya melalui sebuah avatar yang diutus di dalam dunia game itu. Dialah Allah yang maha tunggal, yang tidak beranak dan diperanakkan, dia maha esa, yang tidak ada satupun yang menyerupainya.” tuturku.

“Wah programer, masuk pembahasan realitas virtual ini Pak?” tanya Joy dengan senyum lebar. “Sik.. ambilkan dulu botol minum di belakang, serak tenggorokanku.”

 

Bersambung…

Categories: teologi | Tag: , | Tinggalkan komentar

Navigasi pos

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.