Monthly Archives: Mei 2012

Bandung Chapt 2: Menjadi Pribadi Pasif

Pada minggu-minggu pertama di bandung tepatnya di kampus aku tak banyak bicara. Aada banyak hal yang harus kupelajari dan sesuaikan sebelum akhirnya memiliki tempat untuk didengar.

“Kalo lu gimana Rik?” tanya Rangda padaku ketika masing masing dari kami berdiskusi tentang sesuatu dan sekali lagi aku hanya tersenyum.

“Dia tuh pasif Da!” kata Doni kemudian melanjutkan diskunya. Sampai saat itu aku baru menyadari bahwa aku hampir berubah menjadi sosok yang sangat pasif. Ini tidak boleh terus berlarut atau brandingku akan menjadi sosok pasif.

***

Pagi ini aku memulai khidupanku di kota baru ini. Sembelit dinginya pagi msh terasa mnusuk-nusuku.  Perlahan dan mantap aku melangkah meninggalkan rumah kos dua lantai yang sudah 3 hari ini aku tinggali. Kos yang terdiri dari 9 kamar cow dan 4 kamar cew ini merupakan milik spasang suami istri seorang dosen dan ibu rumah tangga yangg dengan ramah menerimaku sebagai anak. Banyak sekali perlakuan baik dari mereka, mulai dari pemberian snack, makan malam, sarung, hingga yang terakhir adalah sbuah lemari kayu. Sederhana tapi sangat berarti..

Sinar mentari belum sempat menjangkauku saat aku mulai merasakan kehangatan… Keramahan masyarakat. Lingkungan kosku memang tidak termasuk lingkungan berada, tiap pagi aku melalui sebuah jalan dengan pemukiman padat. Jalan selebar tiga meter ini selalu menampilkan sebuah derama panggung kehidupan dan saksi ketimpangan sosial yang tak terjangkau.

Di kanan jalan terdpat beberapa rumah petak yang jika penghuninya tidak mengrti cara bersyukur, ia takkan bisa tinggal lebih lama lagi. Sedangkan di baliknya, pemandangan yang kontras terlihat. Bangunan gedung apartemen dan mall ciwalk yang terkenal itu. Ironi memang tapi begitulah hidup. “hidup memang tak adil, jadi biasakanlah” haha aku selalu terngiang kata-kata itu. Kata-kata bijak yang keluar dari sesosok karakter yang kalian takkan menyangkanya. Bukan Gandhi, Hirata, Maupun Pak Mario. Patrick star. Nama karakter itu. Karakter dlam film spongebob yang bodoh dengan kesibukanya sebagai pengangguran haha ironi skelai lagi.

Sperti biasa seorang tua bertopi SMA slalu berada di sudut jalan, jongkok di sbuah bekas kios kecil smbil sesekali meniup perapian. Menanak nasi mungkin. atau skedar mengusir dingin. Lelaki tua peniup api, begitulah aku menyebutnya. Aku juga sering melirik dan mengamati lingkungan itu, aku blum tahu bagaimana kultur budaya di sini jadi, aku lebih banyak diam.

Sebuah tangga panjang selalu siap menyambutku setelah berbelok dari suasana pemukiman padat tadi. tangga panjang dengan pemandangan yang klasik. Lebar di bwah dan makin smpit ke atas. Tiap kali aku melaluinya aku mrasa sedang berada di sebuah klenteng dengan anak tangga yang takkan habis. Indah.

Hanya butuh 3 menit untuk smpai di kampusku. Haha… sukurlah, aku telah bisa menyebutnya kampusku sekarang… Setidaknya stelah serentetan tes dan antrian panjang kelengkapan dokumen yang memusingkan itu… sebuah kampus tempatku mulai tertempa jiwa dan raga, hingga pikiran dan hati.

Satu hal yang paling kukagumi di kota ini, adalah keramahan penduduknya. Pernah suatu ketika aku bertanya tentang sebuah tempat pada seseorang yang sedang beristirahat di kiosnya. Aku hanya berharap dia menunjukan arah saja, namun dengan tulus beliau keluar dari tempat beristirahatnya dan dengan sabar menjelaskan tempat tersebut. Tidak hanya itu, entah bagaimana aku juga merasa logat sunda adalah logat yang sangat bersahabat dan membuat pendengarnya merasa nyaman.

Begitulah indah..

Beginilah adanya di sini… Daripada kegelamoran dan indahnya kota ini aku lebih mengagumi msyarakatnya…

Kalian tahu, salah satu kelebihan kita sendirian di tempat baru adalah. kita bisa menjadi siapapun. Diri kita yang dulu, orang lain, atau diri kita yang lebih baik. tak ada orang yang akan mengatakan ‘tumben baik’ atau ‘tumben rajin biasanya… bla..bla..bla… dan bla..bla..bla…

Meskipun sebenarnya tak perlu merantau sejauh ini untk sebuah perubahan yang lebih baik. Aku hanya merasa jika saat ini adalah saat yang tepat menjadi diriku yang baru.

Aku pernah berdoa agar aku tak lagi memiliki rasa malas. Haha aku memang tidak berpikir aku akan rajin dengan sendirinya… tapi yang aku mulai pahami bahwa sbenarnya kitalah yang bisa mewujudkan doa-doa itu. Kitalah yang harus membuat doa kita terkabul. Kitalah yang bisa membuatnya terjadi. Sperti yang pernah ku katakan. (Aku mngambil dari kata-kata saudaraku Erza) bukan lagi’manusia yang merencanakan dan tuhan yang menentukan’. akan tetapi, ‘Tuhan yang merencanakan dan kitalah (manusia) yang menentukan’

Akan menjadi diri kita yang sama. Akan menjadi orang yang lebih baik, atau menjadi orang yang akan menunggu dan selamanya menunggu doa-doa kita terkabul tanpa tindakan… kitalah yang membuat doa kita terkabul kawan.

Aku masih ingat kata seroang guru SMA. Pak Udin namanya, ia berkata. “ciri manusia yang diterima ibadah puasa ramadhanya, adalah mereka yang bisa menjaga perilakunya selama sebelas bulan ke depan setelah bulan Ramadhan itu” dan itulah yang membuatku menyimpulkan pendapat di atas. Dan spertinya itulah makna dari sebuah ayat yang berarti ‘tidaklah Allah merubah nasib satu kaum, melainkan kaum itu sndiri yang merubahnya’

Indah bukan? inilah hidup kawan. Sekali lagi tak perlu merantau jauh untuk menjadi pribadi yang baru. karena waktu yang tepat untuk berubah adalah sekarang. Tepat di saat kita mulai merenungkanya.

***

Namun seperti biasa, subah nasihat lebih mudah untuk diungkapkan daripada dilakukan. Aku tetap menjadi pendiam selama beberapa minggu awal, namun tiba-tiba aku menjadi pandai bicara meski di dalam tulisan.

Saat itu aku hanya merasa bahwa aku harus melakukan sesuatu. Di kota ini di lingkungan ini, bahkan kebodohanpun akan menjadi cerita yang menarik. Dan sejak saat itulah aku menanamkan prinsip “Yess Man” pada di riku. Prinsip di mana aku akan mengatakan “Yess” pada semua peluang yang datang kepadaku. Bukan karena aku tidak punya pendirian, aku hanya merasa aku perlu banyak belajar.

Dari situlah kesempatan-kesempatan itu datang. Kesempatan di mana nantinya akan mengantarkanku pada sebuah hal yang tanpa kusadari selalu kuinginkan. Hal di mana aku bisa menjadi diriku di dekatnya.

“Yang kau lakukan bisa jadi menjadi tak penting,

namun yang terpenting adalah kau melakukanya”

-Gandhi

Dan keputusan menjadi ‘Yess Man’ inilah yang nantinya membuatku menjadi seorang yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Yang membuatku menyadari hal-hal penting yang sering terlewatkan.

Mungkin pada awalnya aku menjadi pribadi yang pasif. Namun di balik ke pasifan itu sebenarnya aku hanya sedang ‘membaca’ belajar cepat untuk beradaptasi danmenyesuaikan diri. Seperti sebuah busur yang ditarik mundur perlahan untuk kemudian melesat secepat angin menuju titik sasaran yang lebih suka kusebut sebagai titik pencapaian. to Becoming smoebody.

Categories: kisahku | Tinggalkan komentar

Tertawalah

sabtu, 5 juni 2010

hahaha…

malam minggu
dengan segelas botol minum di meja
memandang kotak ajaib penuh warna
jemari yang terus menari
dan bibir yang seskali tersenyum

udara di sini sungguh menyegarkan
ah tidak… udara di manapun aku berdiri….
begitulah yang kau rasakan
saat kau telah mengerti sebuah permasalahan dan menaklukkanya

tidak untuk menjadi kuat
tapi merasa kuat

tidak untuk selalu tersenyum
tapi untuk bisa tersenyum

bersukurlah kawan
di sana tempat yang kita cari
akan ada sebuah cerita yang bisa kita bagi

hahahaha….
tersenyumlah!
ah tidak tertawalah

hahahah
tertawa untuk semua yang lucu
tertawa untuk semua yang kau suka
tertawalah untuk hal yang baru saja kau sadari tentang dirimu
tertawakan dirimu

setidaknya sekali dalam hidupmu
sebagai tanda kau telah memahami
sesuatu tentangmu

jangan takut
untuk berbuat
apalagi berpendapat
tak ada yang salah
yang salah hanya pendapat yang tak pernah kau utarakan

tertawalah kawan
pikiran kita terus berkembang
setegak apapun pendirianmu
kau pasti akan memiliki pandangan baru
tentang sikap keras kepalamu itu

satu menit, jam, hari, minggu, bulan, bahkan tahun lagi
pemikiran yang baru pasti akan terlahir
karna kau hidup
‘u are human being’

dan saat itu tiba bisa jadi kau akan semakin tegak padapnedirianmu
‘atau malah akan mntertawakan pendirianmu saat ini
jangan kawatir

tak perlu kau sesali boy!
karena setidaknya dalam hidupmu, dalam kenangan memorimu, dalam kisah hidupmu
kau pernah memiliki pemikiran
yang keluar dari pikiranmu

dan….
itulah hidup kawan
takkan pernah mendapatkan kemenangan sejati tanpa kekalahan
takkan puas mendapatkan mimpi tanpa tantangan
‘karena tanpa tantangan,
kita tidak akan jadi siapa-siapa’
ah kata-kata Pak Budi masih melekat di benaku
(terimakasi Pak, kau adalah guru sejarah SMA ku yang paling inspiratif…)

nah begitulah
tertawalah
saat kau menemukan dirimu
karena kedewasaan biasanya ditemukan saat pertama kali kau bisa mentertawakan dirimu…
yah bgitulah

hari ini, 5 juli
aku tertawa atas diriku…
bukan karena diriku yang lalu
tapi karena ke-akuanku

Categories: kisahku | Tinggalkan komentar

Proloque: Orion

sekali lagi kulihat wajah itu dalam deretan album foto kami. ada perasaan yang terulang saat lamat-lamat aku memperhatikanya. cara tersenyum itu, alis mata itu, dan semua kahangatan yang menjalar sampai perhatianku mampu teralih darinya.

sengaja aku tidak memberikan sebuah komentar pada album-album foto yang membuatku mampu tersenyum dengan sempurna di dalam hati. wajah-wajah yang membuatku bisa menjadi diriku sepenuhnya tanpa harus berpura-pura. entahlah perasaan ini terlalu sulit untuk dituliskan. bahkan terkadang diamku bisa menyampaikan lebih banyak dari apa yang bisa dicapai oleh kata-kata.

kuakui selalu ada keraguan setiap kali kesempatan itu datang. hingga aku menyadari bahwa bukanlah kesepian dan jarak ini yang membuatku takut. namun ketika aku berhadapan dengan kesempatan yang dingin menatapku yang selalu membawaku pada tempat di mana aku merasa kecil dan tidak percaya diri. lalu aku berpikir, untuk apa semua itu. semua peluang dan kesempatan itu. aku tau sekeras apapun aku berteriak suaraku belum bisa menjangkau celah hati itu. celah hati yang berhasil membuatku bertahan selama ini. tapi aku masih percaya dia bisa mendengarnya… mendengar hatiku dengan cara yang sama yang selalu dia pahami.

sebagai seorang ‘pemburu’, aku tahu aku harus berusaha keras, bahkan dua kali lebih keras untuk mendapatkan trophy itu. hanya satu saja alasan yang bisa membuatku ke sana. alasan yang belum pernah bisa kuterjemahkan yang tidak pernah bisa membuatku mundur barang selangkah bahkan berpikir ulang tentang semua usaha ini.

tapi aku tidak pernah menaruh kebahagiaanku pada siapapun. aku bisa berbahagia dengan diriku meski aku akan lebih berbahagia bila bersamanya. karena tidak ada kebahagiaan sejati yang bisa diperoleh tanpa berbagi. dan denganmulah aku ingin berbagi.

tapi tenang sayang. aku tidak akan berhenti hanya karena semua ini. bukankah hidup ini akan semakin menarik jika tidak ada kepastian? dan aku tidak perlu menunggu untuk bahagia setelah aku mendengar kenyataan itu darimua. aku bisa berbahagia justru karena aku tulus menikmati semua proses ini. sebuah proses di mana dengan mendengar suaramu, derap langkahmu, tawa lepasmu, dengan mengamati ujung jarimu, caramu memegang pena, duduk, hingga mengernyitkan alis matamu. dengan sesekali mencuri kesempatan untuk menatap dan menunjukan senyum termanisku, aku telah berbagia.

untuk itu melalui surat ini aku sampaikan banyak terimakasih. telah membuat hariku lebih bersemangat dengan pertanyaan “apakah aku bisa bertemu denganya jika aku ke sini?” atau “apakah dia akan melihatku jika aku melakukan ini” apapun itu saat tidak pun aku akan dengan tulus melakukan semua itu. karena inilah aku. orang bodoh yang hanya bisa menikmati kehadiranmu dari sudut yang tak pernah kau lalui. orang kecil yang hanya bisa menuliskan apa yang dia rasakan dengan rangkaian kata-kata ini. orang bodoh yang selalu menempatkanmu di tempat yang khusus di hatinya. di mana setiap kali ia mengunjungi tempat itu ia akan merasakan ketenangan dan kenyamanan betapa indahnya menyayangimu dengan tulus.

inilah aku orang yang mungkin berbeda dari orang yang selalu kau kenal. orang yang takkan rela merubah dirinya sebagaimana orang-orang di sekitarmu yang berubah dan berpura-pura untuk sekedar mendapat perhatianmu. karena aku ingin jika kau mengenalku nanti, kau akan mengenal diriku yang sebenarnya. diriku yang selalu mendengar siapapun yang bercerita, diriku yang akan selalu ada di barisan depan untuk setiap teman yang tampil, diriku yang akan selalu mengalah pada teman-temanku yang mungkin bisa membahagiakanmu lebih daripada yang aku bisa. diriku yang selalu ingin mendengar keluh kesahmu tanpa berharap mendapat senyum bahagiamu. karena aku selalu ingin mendapatkanmu tanpa harus kehilangan diriku.

mungkin aku belum menjadi seseorang yang pantas dibanggakan bagimu dan bagi siapapun. tapi aku yakin aku sedang berada di jalan yang tepat untuk itu dan aku sedang menuju ke sana.

Image

Categories: cerpen | Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.